Beberapa hasil kerajinan yang dihasilkan oleh desa ini yang berbahan serat adalah anatara lain tas, topi, pajangan rumah dengan berbagai model dan bentuk. Serat yang digunakan sebagai bahan pembuat kerajinan tersebut adalah serat agel, enceng gondok dan pandan serta akar wangi. Kerajinan serat didesa tersebut sudah berkembang sejak tahun 1970,
YOG CRAFT
Monday, March 11, 2013
Tuesday, February 26, 2013
sejarah kerajinan perak kota gede
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh04m1TjT6b_WLVklqv1CziAlLQXsPhcsc1iPTP3XWQoU9Und1zveQggvhcEhXJ75PVGzjsWePffukif0S6OnDPL2yb10Kj45_0UpOk_dGZQl6KY-rSgMpA5B5XV9f7cY4KxqQDNjZa6TA/s1600/perak.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhofI6U0LomjnI-OiW74cp9IqBdrUVdW5sIuajSDDvURlpkebJA-7KVx_Y95gYTnxnOwOIE0UFMcigDm-G9kDeta3NMs-x4H-_nPifa1_VOwxhYbdVaFVg7vUUdaPbiLUU6-bWNMbRHtcs/s1600/images-4.jpeg)
Argentum (Latin), itulah asal kata perak,
sehingga dalam ilmu kimia, perak ditandai dengan lambang Ag (dengan
nomor atom 47). Perak dimanfaatkan untuk membuat uang logam, perhiasan,
sendok garpu, bahkan menyeruak dalam pembuatan bantalan mesin pesawat
terbang. Di Indonesia, kerajinan perak berkembang pesat di Kotagede.
Menurut catatan Djoko Soekiman, sudah sejak abad ke-16 (masa kerajaan
Mataram Islam), Kotagede muncul sebagai pusat perdagangan yang cukup
maju; hal ini setidaknya ditandai dengan sebutan lain untuk kota ini,
yaitu Pasar Gede yang dapat diartikan sebagai ‘pasar besar’ (pusat
perdagangan yang besar). Selain itu, sebagai pusat perdagangan
barang-barang kerajinan, nama-nama wilayah di Kotagede pun berkaitan
erat dengan nama usaha kerajinan yang ada: Samakan (tempat tinggal para
pengrajin kulit), Sayangan (tempat tinggal para pengrajin barang dari
tembaga dan perunggu), Batikan (tempat tinggal para pengrajin batik),
dan Pandean (tempat tinggal para pengrajin besi) dan sebagainya.
Munculnya kerajinan perak di Kotagede bersamaan dengan berdirinya Kotagede sebagai ibu kota Mataram Islam pada abad ke-16. Ada bukti yang menunjukkan bahwa seni kerajinan perak, emas, dan logam pada umumnya telah dikenal sejak abad ke-9 (zaman Mataram Kuna/Hindu) dengan diketemukannya prasasti di Jawa Tengah yang di dalamnya termuat istilah pande emas, pande perak, pande wesi, dan sebagainya.
Munculnya kerajinan perak di Kotagede bersamaan dengan berdirinya Kotagede sebagai ibu kota Mataram Islam pada abad ke-16. Ada bukti yang menunjukkan bahwa seni kerajinan perak, emas, dan logam pada umumnya telah dikenal sejak abad ke-9 (zaman Mataram Kuna/Hindu) dengan diketemukannya prasasti di Jawa Tengah yang di dalamnya termuat istilah pande emas, pande perak, pande wesi, dan sebagainya.
Saturday, February 23, 2013
Batok kelapa craft
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOKRl2T4Qi-xjE2USZsPlyyJ34kz8HxEtZU3XpWh83JJ8Ukxoczn9QM8VHzBCvxtUjKEWhRX-m3nHEWyhoUSVYuwHgWN8sav5YXissP3RnprMRJwXy3eWNaP1Y3QNslysEvVmLKE0qnyI/s1600/kelapa+4.jpg)
kerajinan batok kelapa diyogyakarta bisa kita temui didaerah kabupaten bantul. dimana kebanyakan pengrajin batok kelapa masih berbentuk home industri akan tetapi jangan heran jika prodak-prodak yang dihasil bisa sampai pada pasar internasional;
kulit craft
![]() |
Dusun Manding, Desa Sabdodadi, Bantul, Yogyakarta sudah terkenal sebagai
sentra kerajinan kulit sejak tahun 1970-an. Kerajinan kulit di desa ini
dipelopori oleh tiga pemuda setempat, yaitu Prapto Sudarmo, Ratno
Suharjo, dan Wardi Utomo.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXmWwS5ecVJrlrF_3pJ036LGjDrk_hc9GH1hpTlKOSqjXbedHG6sMFeenIxZorWqQAY1O06bBE1C31u1nsdYwqjLMDoZ_4Na0KhbiQ9uQoXRdlC8SR5-0QQ6Gv0y_JL198j09ZlcRKjOs/s1600/kulit+3.jpg)
Dwijo Hadi Suyono, pemilik Toko Selly Kusuma mengisahkan, sejak ketiga
orang itu merintis usaha kerajinan kulit di Manding, banyak warga yang
tertarik mengikuti jejak mereka. Lambat laun banyak warga setempat yang
berprofesi sebagai perajin kulit. Pada tahun 1970-an, dusun ini pun
mulai menjelma sebagai sentra kerajinan kulit.
Tanah liat Craft
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4C7qrWeAA95hsF3U3zRYDHC8Cv7CAw7CrUaso33nZ7pBj77jLGY0GTDGXAmxmtMDb8rH5EoOFCYC_tacmuyDO34bQQ1zMyJoaassiimnHfastdzsvpjExi0IjDATda3MrbrvCPuwSwew/s1600/clay+crafts+2.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoZmM4w6K-9rZKbK2wzG2fdsGjfEw-gAzWAcHecSlj7h9vpjjXN9Gy6-s6Lo3umtDfWVwGhQlJTpRgY2DS7OaDVBL7MmDPuDyKvqe9YqmXGgABLrnjDNsO0MfL8dIe2gDo_1FzxjJrdfM/s1600/images.jpg)
Sebagian besar masyarakat Kasongan memang bermata pencaharian sebagai pengrajin keramik dan telah menghasilkan berbagai macam produk mulai dari dari guci, jambangan, vas bunga, patung hewan, tempat lilin, dll. Pangsa pasar produk keramik yang ada di Kasongan hampir delapan puluh persen luar negeri, antara lain ke Malaysia, Singapura, Korea, Jepang, Amerika Serikat, Belanda, dll. Dalam perkembangannya Desa Kasongan, yang dulu menjadi tempat produksi, kini berkembang menjadi tempat pemasaran setelah berdiri kios-kios. Para pengrajin kasongan mampu meningkatkan taraf hidup mereka dengan memproduksi bahan mentah menjadi sebuah hasil karya yang bernilai. Dengan kreativitas dan inovatif yang mereka miliki, para pengrajin mampu melakukan perubahan bentuk yang lebih bervariasi dan menarik dengan harga yang bervariatif pula.
Tidak hanya gerabah yang menjadi pasaran warga kasongan, mulai dari
gerabah, bambu, batik kayu hingga topeng. Dan semua kerajinan tersebut
intinya terbagi menjadi 3 kategori jenis produk kerajinan, yaitu
kerajinan aksesories, home interior, dan koleksi kerajinan
antik. Motif yang ditonjolkan pada umumnya berupa guci, dengan motif
bunga, bunga mawar, buah buahan, alam, dan masih banyak lagi. Berburu gerabah dan keramik di kasongan,
terdapat guci aneka pot, furniture, meja kursi, pernak pernik, mebel
hingga kebutuhan interior yang akan menjadikan rumah anda lebih menawan
elegant, dan tentu lebih cantik.
Subscribe to:
Posts (Atom)