Saturday, February 23, 2013

kulit craft


Dusun Manding, Desa Sabdodadi, Bantul, Yogyakarta sudah terkenal sebagai sentra kerajinan kulit sejak tahun 1970-an. Kerajinan kulit di desa ini dipelopori oleh tiga pemuda setempat, yaitu Prapto Sudarmo, Ratno Suharjo, dan Wardi Utomo. 

Keahlian mengolah kulit mereka dapat, ketika bekerja di sebuah perusahaan kulit di Kota Yogyakarta pada tahun 1947. Pada tahun 1958, mereka memutuskan untuk pulang kampung dan mendirikan usaha sendiri dengan memproduksi tas, jaket, dan lain-lain.

Dwijo Hadi Suyono, pemilik Toko Selly Kusuma mengisahkan, sejak ketiga orang itu merintis usaha kerajinan kulit di Manding, banyak warga yang tertarik mengikuti jejak mereka. Lambat laun banyak warga setempat yang berprofesi sebagai perajin kulit. Pada tahun 1970-an, dusun ini pun mulai menjelma sebagai sentra kerajinan kulit.


Keahlian mengolah kulit mereka dapat secara turun-temurun. Namun di 
tahun 1970-an itu, belum ada toko atau showroom untuk memasarkan hasil produksi para perajin kulit. "Toko mulai bermunculan di dusun ini sekitar tahun 1980-an,"

seiring semakin dikenalnya Manding di kalangan para pelancong, baik dari Yogya maupun luar daerah. Sejak saat itu, Manding menjadi ramai. Saat akhir pekan, banyak pengunjung    datang ke kampung ini.

Lantaran ramai pengunjung, jumlah toko pun semakin banyak. Saat ini, tercatat sekitar 30 kios yang menjual aneka produk dari kulit, seperti tas, jaket, sepatu, sandal, dan dompet. "Hingga saat ini, hubungan antara pedagang dan perajin tetap terjalin dengan baik,"

No comments:

Post a Comment

Disqus Shortname

Comments system